Vespa adalah merk scooter dari Italia. Vespa didirikan tanggal 23 April 1946 di Florence di bawah perusahaan induk Piaggio & Co. SpA yang bermarkas di Pontedera Italia. Piaggio merupakan perusahaan pembuat kendaraan roda dua terbesar di Eropa dan terbesar ke-empat dunia ditinjau dari sisi penjualan.

Sejak awal produksi, skuter Vespa telah terkenal akan cat yang melekat kuat, body motor yang terbuat dari baja tekan, penutup mesin yang punya estetika (yang sekaligus bisa menyembunyikan mekanisme mesin maupun gemuk atau kotoran yang menempel), papan pijakan kaki rata (yang menyediakan perlindungan kaki), dan tameng depan struktural yang sekaligus melindungi pengendara dari terpaan angin maupun air dari depan. Tidak diragukan lagi, Vespa merupakan skuter pertama yang secara global meraih kesuksesan.

Inspirasi desain Vespa (dan Lambretta) dianggap diambil dari skuter buatan Nebraska, Amerika yaitu skuter Cushman Airborne A53 berwarna hijau zaitun (di kemudian hari justru Cushman menjadi pabrik di bawah lisensi Vespa) yang sebelum PD2 banyak berkeliaran di Italia sebagai transportasi militer Amerika karena taktik perang NAZI saat itu yang menghancurkan jalan dan jembatan di Dolomites (daerah sektor Alps) dan perbatasan Austria. Pada Perang Dunia I dan II, perusahaan pendahulu Vespa (Piaggio) memfokuskan pada produksi pesawat pembom. Mungkin itu yang menjadi alasan mengapa Pontedera menjadi target dan akhirnya dihancurkan oleh bom Sekutu. Ekonomi Italia pun lumpuh dan keadaan jalan yang hancur saat itu tidak mendukung pembangunan kembali pasar mobil. Enrico Piaggio, putra pendiri Rinaldo Piaggio, memutuskan untuk meninggalkan bidang penerbangan dalam rangka mengatasi kebutuhan mendesak Italia akan sarana transportasi yang modern namun cukup terjangkau oleh rakyat. Enrico Piaggio melalui pabriknya di Biella sebenarnya telah memproduksi motor-scooter (1943-1944). Prototipe ini didesain oleh insinyur Piaggio yaitu Renzo Spolti bersama Vittorio Casini dan diberi kode MP5 (Moto Piaggio 5), yang kemudian oleh para pekerja dinamai “Paperino” yang berarti “Donald Duck”.
Enrico Piaggio tidak menyukai desain ini kemudian meminta insinyur Corradino D’Ascanio untuk me-review proyek tersebut dan mendesain kembali sesuatu yang berbeda, dengan pengembangan teknis dan model. Meskipun tidak suka, namun 100 unit Paperino telah diproduksi yang sekarang hanya dimiliki oleh para kolektor (salah satunya ada di Indonesia). (Spesifikasi Paperino : Dua tak, Silinder tunggal, Bore 50 mm, Stroke 50 mm, Kapasitas 98 cc, Girbox continuous speed-variator, Transmisi rantai atau cardan, Top speed 60 km/h, Suspensi 2 pipa berpegas, Rem tromol, Ban 4.00-10)

Insinyur aeronautika Corradino D’Ascanio (bergabung dengan Piaggio tahun 1934) yang mendapat tugas pendesainan kembali tersebut sebelumnya bertanggung jawab akan desain, konstruksi, dan menerbangkan helikopter modern pertama Agusta. D’Ascanio sebelumnya telah dimintai konsultasi oleh Ferdinando Innocenti untuk mendesain kendaraan yang sederhana, kuat, dan terjangkau, mudah dikendarai laki-laki maupun wanita, bisa memuat penumpang, dan tidak membuat pakaian pengendaranya kotor (maka keluarlah Lambretta pertama). Karena suatu hal, D’Ascanio bermasalah dengan Innocenti kemudian menyerahkan desainnya kepada Enrico Piaggio.

D’Ascanio membuat rancangan yang simple, ekonomis, nyaman dan juga elegan. D’Ascanio memang memimpikan sebuah revolusi kendaraan baru karena ia sendiri sebenarnya benci dan tidak dapat mengendarai sepeda motor roda dua karena dianggapnya berat, kotor, dan tidak tangguh. Maka ia mengambil gambaran dari keahliannya di bidang teknologi pesawat terbang. Dia membayangkan sebuah kendaraan yang dibangun dengan sebuah “Monocoque” atau Unibody Steel Chassis. Garpu depan seperti ban pesawat yang sedang mendarat dan mudah untuk penggantian ban. Hasilnya adalah sebuah design yg terinspirasi dari pesawat yang sampai saat ini berbeda dengan kendaraan yang lain.

Tahun 1945, tahun dimana Indonesia mendapatkan kemerdekaannya, konstruksi alternatif tersebut ditemukan. Awalnya berupa sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong. Yang mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur. Guna mengoptimalkan bentuk dan keamanan penggunanya, sang insinyur merancang papan penutup kaki pada bagian depan. Proyek ini dipimpin langsung oleh Corradino d’Ascanio sehingga hak paten pun segera dapat mereka kantongi.

Tahun 1946, selesailah prototipe skuter dengan seri MP 6 (Moto Piaggio 6). Saat sang boz Enrico Piaggio melihat prototipe MP6 itu, ia secara tak sengaja berseru “Sambra Una Vespa” (terlihat seperti Tawon). Akhirnya dari seruan tak sengaja itu, diputuskan kendaraan tersebut diberi nama “Vespa” (=tawon). Vespa menurut bahasa Latin dan Italia memang berarti tawon.Pada tanggal 23 April 1946, jam 12 di kantor pusat untuk penemuan, model dan pembuatan Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Ministry of Industry and Commerce) di Florence, Piaggio e CSpA mengambil paten untuk “sebuah sepeda motor yang kompleks, bagian dan elemennya rasional, yang digabungkan dengan frame yang dilengkapi tameng lumpur, dan casing yang menutupi seluruh bagian mekanis “. Pada bulan Desember hak paten tersebut disetujui. Pada musim semi 1946, tiga belas contoh pertama MP6 yang diproduksi massal di pabrik Piaggio di Pontedera, Italia muncul.

Setelah debut publik di Milan Fair 1946, lima puluh pertama dijual perlahan, mungkin karena harganya untuk segmen atas seperti ketika pertama kali diintroduksi ke Indonesia. Penjualan vespa tahun 1947 sejumlah 2.500 unit, lebih dari 10.000 unit pada tahun 1948, 35.000 unit pada akhir tahun 1949, lebih dari 60.000 unit pada tahun 1950, dan lebih dari satu juta unit pada tahun 1956 yang membuktikan bahwa bentuk ‘tawon’ tersebut sangat bisa diterima oleh masyarakat saat itu. Selain kesuksesan Italia dalam menjadi perintis bentuk motor ala ‘tawon’ itu, bahasa Italia juga mendapatkan kosa kata baru, yaitu “vespare” yang berarti pergi ke suatu tempat menggunakan Vespa.

Antara tahun 1960-an hingga 1970-an, Vespa menjadi simbol dari revolusi gagasan pada waktu itu. Produk ini ternyata laris diserap pasar Prancis, Inggris, Belgia, Spanyol, Brazil, dan India — selain di pasar domestik produk ini laku bagai kacang goreng. Selain itu, India pun memproduksi jenis dan bentuk yang sama dengan mengambil mesin Bajaj. Jenisnya adalah Bajaj Deluxe dan Bajaj Super. Sejumlah pihak lantas mengajukan lamaran untuk joint membuat Vespa.

Pada 1950 munculah Vespa 125 cc buatan Jerman. Pada saat itu banyak negara lain yang mencoba membuat produk serupa, tetapi ternyata mereka tak sedikitpun mampu menyaingi Piaggio. Di antara pesaing itu adalah Lambretta, Heinkel, Zundapp, dan NSU. Bagi masyarakat Indonesia, produk Lambretta dan Zundapp, sempat populer di era 1960-an. Ada yang menganggap bahwa fanatisme terhadap Vespa ternyata muncul akibat ciri dasar bentuk motor ini yang selalu dipertahankan pada setiap produk berikutnya. Bahkan saat mereka terbilang melakukan ”revolusi” bentuk pada produk baru, Vespa 150 GS, kekhasan pantat bahenol masih terasa melekat.
Produk GS 150 kala itu sangat populer sehingga hampir selalu tampil di tiap film tahun 1960-an. Kala itu vespa ini dikenal sebagai Vespamore (di Indonesia dikenal sebagai vespa Ndog / telur atau vespa Kongo). Kemudi dan lampu sorot seri ini mulai dibuat menyatu dan bentuk pantatnya benar-benar masih membulat yang menjadi ciri khasnya.

Vespa secara garis besar terbagi dalam dua ukuran, “largeframe” dan “smallframe”. Vespa smallframe terdiri dari versi 50 cc, 90 cc, 100 cc, dan 125 cc. Semua menggunakan mesin yang diturunkan dari model 50 cc tahun 1963. Vespa largeframe di 125 cc, 150 cc, 160 cc, 180 cc, dan 200 cc menggunakan mesin yang diturunkan dari mesin 125 cc yang didesain ulang produksi akhir tahun 1950-an. Vespa largeframe berevolusi menjadi PX di akhir 1970-an dan diproduksi dengan versi 125 cc dan 150 cc sampai Juli 2007. Smallframe berevolusi menjadi PK pada awal tahun 1980.

Dan cerita terus berlanjut saat ini dengan model generasi baru Vespa dengan mempersembahkan Vespa ET2, Vespa ET4, Vespa Grand Turismo dan Vespa PX 150. Vespa bukan hanya sekedar skuter tapi menjadi salah satu icon besar orang Italia.













Diproduksi antara tahun 1969 hingga 1979 mesin Vespa Sprint 150 Veloce dirancang lebih dahsyat ketimbang Vespa 150 Sprint. Dimana salah satunya adalah dengan ditanamkannya karburator berukuran 20/20 dan saringan karburator yang diperbesar.
Perubahan lainnya adalah pada knalpot yg lebih besar sehingga menghasilkan suara berbeda dari serie sebelumnya. Dengan top speed mesin mencapai 97km/h, ukuran body Vespa 150 Sprint Veloce sama dengan Vespa 150 Sprint. Veloce memiliki model baru dalam bentuk lampu depan yang membulat dengan lingkaran 130mm dan dilindungi oleh ring lampu beraksen krum. Terdapat lampu kecil yang tersambung dengan lampu depan, berwarna hijau dikelilingi oleh ring alumunium di stang bagian atas speedometer.
Speedometerpun mengalami perubahan yang kontras dibandingkan dengan Vespa 150 Sprint. Speedometer veloce dirancang sama dengan model Vespa Super serie terakhir yang berbentuk lebih kecil (clamshell), mempunyai warna putih fascia dengan maximum angka tertera 120 km/h.
Sama halnya dengan Vespa 150 Sprint, veloce memiliki logo model baru yang berbentuk hexagonal (cung) tersematkan didepan mengganti logo P/ seperti serie vespa keluaran sebelumnya.
Dengan tidak menyertakan kembali striping alumunium yang terdapat pada spakbor depan dan box kiri-kanan. Pada awal produksinya, model handgrip veloce berwarna abu-abu terang dengan lambang Piaggio hexagonal didalamnya. Pada saat perjalanan produksi warna handgrip diganti hitam juga speedometer dan karet box kiri-kanannya.
Lampu belakang yang berbentuk kotak besar seakan menyembul dari body bagian belakang berwarna merah menyala dengan reflector menyatu didalamnya dan dilindungi oleh tutup yang terbuat dari bahan plastic pada bagian atasnya dengan warna senafas warna body.
Pada perkembangannya motif tulisan bagian depan dan belakangpun ikut berubah. Tulisan vespa bagian depan menggunakan font yang lebih tegas beraksen krum dimana setiap hurufnya seakan disatukan oleh plat yang berbintik halus dan berwarna hitam dengan posisi horizontal. Sementara itu pada bagian belakang tertulis vespa v. beraksen krum ter-emboss yang dibingkai dengan bentuk segi empat memanjang dimana dasar dari tulisan tersebut berwarna hitam berbintik halus dengan posisi horizontal. Adapun bahan dan material dari pada tulisan tersebut sama dengan serie sebelumnya.
Lapisan krum terdapat pada bagian-bagian yang antara lain ring lampu depan, tutup kunci stang dan kunci box bagasi. Lapisan beraksen seng terdapat pada bagian standar, shockbreaker dan per bagian depan, baut dan mur, dan tutup bak presneleng. Aksen phosfor menghiasi shock bagian belakang (termasuk per, baut dan mur), per standar dan mur baut bagian mesin. Kesan warna metal halus terdapat pada gagang rem depan dan kopling, pedal rem belakang, gantungan barang, jengger spakbor, selahan, kunci box mesin, kuku macan dan puteran kunci tangki. Sementara itu lapisan stainless terkesan pada rumah saklar dan lis karpet karet tengah.
Adapun nomor serial body Vespa 150 Sprint Veloce terukir dibagian kiri dibawah box bagasi dengan kode VLB1T 0150001-VLB1T 0368119. Pada perkembangannya seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada beberapa bagian sebagaimana tersebut diatas, nomor serial body pindah posisi ke sebelah kanan box mesin sama seperti produk-produk piaggio era 1980’an.
Namun demikian nomor mesin tetap berada di bagian paha ayam mesin dekat pipa saluran knalpot. Bagian lain yg memiliki warna alumunium adalah velg, tromol, tutup kipas, fork depan, dan warna lapisan anti karatnya adalah abu-abu.
Seiring dengan warna-warninya kehidupan generasi 1970’an yang dikenal dengan flower generation, Piaggio menangkap semangat ini melalui pengaplikasian warna-warna cerah dalam produk Vespa 150 Sprint Veloce. Apabila pada Vespa 150 Sprint hanya tersedia satu warna saja (silver metalik), tidak demikian halnya dengan Vespa 150 Sprint Veloce.
Veloce dari tahun ke tahun memiliki option warna yang berbeda-beda antara lain sebagai berikut: 1969-1970 warna silver metalik, 1970-1971 biru, 1971-1972 metalik putih rembulan, 1972-1973 merah, 1973-1975 hijau ascott, 1975-1976 hijau valombrossa, 1976-1979 biru marine dan abu-abu polaris.

Berikut ini adalah perbedaan spesifikasi yang menyertai Vespa 150 Sprint dengan Vespa 150 Sprint Veloce:

VESPA 150 SPRINT
Produksi: 1965-1974
engine: single cylinder, 2-stroke
cylinder bore: 57,0 mm
piston stroke: 57,0 mm
cubic capacity: 145.45 cc
bhp at rpm: 2/4800
lubrication: 2%
carburetor: Dell’Orto SHB 16/10
gears: 4
chassis: one-piece metal pressing
Tank Capacity: 7,7litres (1.97 US gallons)
mileage: 2,1l/100Km (112mpg)
tires: 3.5 x 10″
weight: 89 kg (172lbs)
max. speed: 94 km/h (57mph)
Engine scheme: VLB1M
VIN scheme: VLB1T 1001-1205477

VESPA 150 SPRINT VELOCE
Produksi: 1969-1979
engine: single cylinder, 2-stroke
cylinder bore: 57 mm
piston stroke: 57 mm
cubic capacity: 145.45 cc
bhp at rpm: 8/5000
lubrication: 2%
carburetor: Dell’Orto SI 20/20
gears: 4
chassis: one-piece metal pressing
Tank Capacity: 7,7litres (2 US gallons)
mileage: 2,08l/100Km (113mpg)
tires: 2.75 x 9″
weight: 89 kg (178lbs)
max. speed: 97km/h (59mph)
VIN scheme: VLB1T 150001-368119
Vespa sprint mempunyai daya angkut tinggi yang diselaraskan dengan kecepatannya dan menjadi primadona produk Vespa di era 1970an dengan harga terjangkau dibandingkan dengan seri-seri khusus lainnya pada masa itu.

sumber: motorlama.com


Diproduksi antara tahun 1969 hingga 1979 mesin Vespa Sprint 150 Veloce dirancang lebih dahsyat ketimbang Vespa 150 Sprint. Dimana salah satunya adalah dengan ditanamkannya karburator berukuran 20/20 dan saringan karburator yang diperbesar.
Perubahan lainnya adalah pada knalpot yg lebih besar sehingga menghasilkan suara berbeda dari serie sebelumnya. Dengan top speed mesin mencapai 97km/h, ukuran body Vespa 150 Sprint Veloce sama dengan Vespa 150 Sprint. Veloce memiliki model baru dalam bentuk lampu depan yang membulat dengan lingkaran 130mm dan dilindungi oleh ring lampu beraksen krum. Terdapat lampu kecil yang tersambung dengan lampu depan, berwarna hijau dikelilingi oleh ring alumunium di stang bagian atas speedometer.
Speedometerpun mengalami perubahan yang kontras dibandingkan dengan Vespa 150 Sprint. Speedometer veloce dirancang sama dengan model Vespa Super serie terakhir yang berbentuk lebih kecil (clamshell), mempunyai warna putih fascia dengan maximum angka tertera 120 km/h.
Sama halnya dengan Vespa 150 Sprint, veloce memiliki logo model baru yang berbentuk hexagonal (cung) tersematkan didepan mengganti logo P/ seperti serie vespa keluaran sebelumnya.
Dengan tidak menyertakan kembali striping alumunium yang terdapat pada spakbor depan dan box kiri-kanan. Pada awal produksinya, model handgrip veloce berwarna abu-abu terang dengan lambang Piaggio hexagonal didalamnya. Pada saat perjalanan produksi warna handgrip diganti hitam juga speedometer dan karet box kiri-kanannya.
Lampu belakang yang berbentuk kotak besar seakan menyembul dari body bagian belakang berwarna merah menyala dengan reflector menyatu didalamnya dan dilindungi oleh tutup yang terbuat dari bahan plastic pada bagian atasnya dengan warna senafas warna body.
Pada perkembangannya motif tulisan bagian depan dan belakangpun ikut berubah. Tulisan vespa bagian depan menggunakan font yang lebih tegas beraksen krum dimana setiap hurufnya seakan disatukan oleh plat yang berbintik halus dan berwarna hitam dengan posisi horizontal. Sementara itu pada bagian belakang tertulis vespa v. beraksen krum ter-emboss yang dibingkai dengan bentuk segi empat memanjang dimana dasar dari tulisan tersebut berwarna hitam berbintik halus dengan posisi horizontal. Adapun bahan dan material dari pada tulisan tersebut sama dengan serie sebelumnya.
Lapisan krum terdapat pada bagian-bagian yang antara lain ring lampu depan, tutup kunci stang dan kunci box bagasi. Lapisan beraksen seng terdapat pada bagian standar, shockbreaker dan per bagian depan, baut dan mur, dan tutup bak presneleng. Aksen phosfor menghiasi shock bagian belakang (termasuk per, baut dan mur), per standar dan mur baut bagian mesin. Kesan warna metal halus terdapat pada gagang rem depan dan kopling, pedal rem belakang, gantungan barang, jengger spakbor, selahan, kunci box mesin, kuku macan dan puteran kunci tangki. Sementara itu lapisan stainless terkesan pada rumah saklar dan lis karpet karet tengah.
Adapun nomor serial body Vespa 150 Sprint Veloce terukir dibagian kiri dibawah box bagasi dengan kode VLB1T 0150001-VLB1T 0368119. Pada perkembangannya seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada beberapa bagian sebagaimana tersebut diatas, nomor serial body pindah posisi ke sebelah kanan box mesin sama seperti produk-produk piaggio era 1980’an.
Namun demikian nomor mesin tetap berada di bagian paha ayam mesin dekat pipa saluran knalpot. Bagian lain yg memiliki warna alumunium adalah velg, tromol, tutup kipas, fork depan, dan warna lapisan anti karatnya adalah abu-abu.
Seiring dengan warna-warninya kehidupan generasi 1970’an yang dikenal dengan flower generation, Piaggio menangkap semangat ini melalui pengaplikasian warna-warna cerah dalam produk Vespa 150 Sprint Veloce. Apabila pada Vespa 150 Sprint hanya tersedia satu warna saja (silver metalik), tidak demikian halnya dengan Vespa 150 Sprint Veloce.
Veloce dari tahun ke tahun memiliki option warna yang berbeda-beda antara lain sebagai berikut: 1969-1970 warna silver metalik, 1970-1971 biru, 1971-1972 metalik putih rembulan, 1972-1973 merah, 1973-1975 hijau ascott, 1975-1976 hijau valombrossa, 1976-1979 biru marine dan abu-abu polaris.

Berikut ini adalah perbedaan spesifikasi yang menyertai Vespa 150 Sprint dengan Vespa 150 Sprint Veloce:
VESPA 150 SPRINT
Produksi: 1965-1974
engine: single cylinder, 2-stroke
cylinder bore: 57,0 mm
piston stroke: 57,0 mm
cubic capacity: 145.45 cc
bhp at rpm: 2/4800
lubrication: 2%
carburetor: Dell’Orto SHB 16/10
gears: 4
chassis: one-piece metal pressing
Tank Capacity: 7,7litres (1.97 US gallons)
mileage: 2,1l/100Km (112mpg)
tires: 3.5 x 10″
weight: 89 kg (172lbs)
max. speed: 94 km/h (57mph)
Engine scheme: VLB1M
VIN scheme: VLB1T 1001-1205477
VESPA 150 SPRINT VELOCE
Produksi: 1969-1979
engine: single cylinder, 2-stroke
cylinder bore: 57 mm
piston stroke: 57 mm
cubic capacity: 145.45 cc
bhp at rpm: 8/5000
lubrication: 2%
carburetor: Dell’Orto SI 20/20
gears: 4
chassis: one-piece metal pressing
Tank Capacity: 7,7litres (2 US gallons)
mileage: 2,08l/100Km (113mpg)
tires: 2.75 x 9″
weight: 89 kg (178lbs)
max. speed: 97km/h (59mph)
VIN scheme: VLB1T 150001-368119
Vespa sprint mempunyai daya angkut tinggi yang diselaraskan dengan kecepatannya dan menjadi primadona produk Vespa di era 1970an dengan harga terjangkau dibandingkan dengan seri-seri khusus lainnya pada masa itu.

sumber: motorlama.com


Vespa Indonesia, Vespa PX salah satu legenda skuter dari pabrikan Piaggio Italia. Piaggio pertama kali memproduksi Vespa PX tahun 1975 dengan varian 125 cc , 150 cc, dan 200 cc bermesin 2 tak transmisi manual. Masa produksi PX berlangsung hingga 33 tahun, dihentikan tahun 2008 karena dianggap tidak memenuhi standar emisi gas buang.
Pada tahun berikutnya LML Star yang berbodi PX bermesin 2 tak dan 4 tak diproduksi LML yang berbasis di India untuk mengisi permintaan pasar Eropa dan Amerika. LML pernah menjalin kerja sama produksi dengan Piaggio sejak tahun 1984 hingga 1999.
Piaggio melalui media release menyatakan akan memproduksi kembali Vespa PX tahun 2011, bahkan pada EICMA Show di Milan Vespa PX ikut dipamerkan. Piaggio akan memproduksi Vespa PX 125 dan 150 bermesin 2 tak mengunakan desain yang sama dengan PX sebelumnya. Perubahan hanya pada penggunaan bahan seater yang lebih baik, penambahan electric starter disamping kick starter, dan head lamp yang lebih terang. Menghadapi rencana ini LML menyatakan tidak khawatir karena LML dibanderol lebih murah ketimbang PX, selain itu LML berencana akan memproduksi LML star dengan fuel injection.
Pelana baru untuk Vespa PX memiliki desain dan pelapis serba baru, ideal untuk berboncengan, mengakomodasi pengendara dari semua statures, dan menawarkan kenyamanan serta kontrol kendaraan. Suspensi depan khas PX yang merupakan bagian intrinsik dari Vespa bekerja sama dengan pegas coil dan dual shock absorber memberikan efek hidrolik berkendara yang unik. Mesin ‘klasik’ 125cc dan 150cc silinder tunggal 2-tak siap melesatkan setiap pengendara Vespa PX2011. Suhu mesin dijaga dengan forced air cooling. Pengapian mengandalkan CDI dengan starter elektrik dan kaki. Gearbox manual empat percepatan khas Vespa PX jelas jadi bagian paling menggoda adrenalin buat mereka pecinta skuter yang lebih menginginkan hentakan. Di saat merk lain sibuk mengembangkan desain motor yang berbeda dari sebelumnya (kadang bahkan mesin yang sama diberikan desain body yang berganti-ganti), perusahaan Vespa di bawah Piaggio ini tetap mempertahankan style-nya. Vespa PX dengan bentuknya yang khas, bagaimanapun, telah mendapatkan hati para penggemarnya.
Vespa Sprint
Vespa Sprint dibuat oleh Vespa dari tahun 1965 – 1979. Datang dalam dua versi. Yang pertama kali keluar dinamai Vespa Sprint, dibuat hingga tahun 1974. Model selanjutnya dinamakan Vespa Sprint Veloce, dibuat tahun 1969 hingga 1979, jadi keduanya pernah keluar bersamaan dari tahun 1969 hingga 1974.
Update terbesar Sprint Veloce adalah pada mesinnya. Desainnya diubah dari desain lamanya yang 2 port dengan tambahan transfer port ketiga pada puncak akhirnya. Rasio kompresi juga ditingkatkan dari Vespa Sprint yang 7.5:1 menjadi 7. 7 : 1 pada Vespa Sprint Veloce.
Model yang asli tidak mempunyai lampu reting / signal namun Sprint Veloce akhirnya berhasil diekspor semua ke U.S setelah tahun 1973 mempunyai lampu reting sebagai perlengkapan standar untuk memuaskan peraturan Amerika. Bajaj Chetak, diproduksi oleh India, merupakan duplikat Vespa Sprint. Karenanya, hingga sekarang setiap bagian suku cadangnya masih bisa didapatkan dalam kondisi baru di pasar bekas.
Hampir setiap sudut penampilan Vespa 150 Sprint diperbesar dari vespa umumnya keluaran dekade 1960an (VNA / VNB / VBB / VBC) dengan spesifikasi lebih lebar pada ban (3.50X10”), box di kiri kanan serta spakbor lebih besar dibandingkan vespa kelas super; kapasitas 145.45 cc; 2-tak; Silinder tunggal; Pendingin udara; 4-kecepatan; Pengapian koil; Rem depan dan belakang tromol; Jarak roda 1200 mm; Berat kering 89 kg; Kapasitas tanki 7.7 liter (cadangan 1.4 liter); Konsumsi BBM 2.1km/100km (apx); dan Radius belok 1400 mm.
Vespa sprint mempunyai penampilan awal yang hampir menyerupai Vespa Grand Lux dan beberapa pendapat mengatakan bahwa vespa sprint merupakan spec-drop dari Vespa GL.
Kerangka body Vespa 150 Sprint sama dengan produk untuk Vespa GL, namun dengan sentuhan warna baru yakni silver metalik. Di sayap (fender) bagian kanan tersemat kata Vespa Sprint tersusun miring dua baris dengan style italic handwritting terbuat dari sejenis campuran alumunium yang berefek kebiru-biruan. Begitupun halnya dengan kata dibagian belakang, tertulis 150 Sprint tersusun miring satu baris yang berbahan serta material sama seperti bagian depan dan terletak agak diatas lampu bagian belakang.
Terdapat striping lurus terbuat dari alumunium pada bagian spakbor depan, box bagasi dan box mesin yang sejajar di kiri kanannya. Dengan kunci stang berbentuk oval, Vespa 150 Sprint menggunakan 2 jenis jok sesuai dengan permintaan yaitu model jok (sadle) ganda (pengendara dan penumpang) berwarna biru tua dan jok panjang (single-seater).
Bagian yg berlapis krum adalah baut gagang rem depan dan gagang kopling, klakson, rumah lampu belakang, ring lampu depan, kunci stang, tutup kunci stang dan kunci tutup box bagasi. Lapisan berwarna seng terdapat pada bagian-bagian seperti standar, shock bagian depan, seluruh baut dan mur serta tutup bak kopling.
Bagian yg beraksen posfor meliputi shock bagian belakang termasuk per, baut dan murnya, serta per bagian depan. Sentuhan metal halus terdapat pada bagian gagang rem depan dan kopling, pedal rem belakang, gantungan barang, kuku macan, jengger depan, selahan, kunci (pengkait) box mesin, gagang kran bensin, dan lis sayap depan. Bagian yg bernuansa stainless adalah rumah saklar dan lis karpet tengah yang terbuat dari karet.
Setang (handlebar) model kotak seperti GL dan Super serta speedometer oval, adapun nomor serial body Vespa 150 Sprint terukir dibagian kiri dibawah box bagasi dengan kode VLB1T 1001-VLB1T 1205477 dan nomor mesin di bagian paha ayam mesin dekat pipa saluran knalpot diawali dengan kode VLB1M. Bagian-bagian lain yg memiliki warna berkesan alumunium meliputi velg, tromol depan dan belakang, tutup kipas, fork depan. Sementara itu warna lapisan anti karatnya adalah abu-abu.

sumber motorlama.com


Vespa Kongo
Vespa Kongo adalah vespa penghargaan dari pemerintah Indonesia kepada kontingen Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia yang bertugas di Kongo saat itu. Pasukan bernama Kontingen Garuda (disingkat KONGA atau Pasukan Garuda) yang turut diperhitungkan di dunia dibandingkan pasukan perdamaian negara lain itu adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957. Awalnya, saat Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Mesir langsung mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara Liga Arab dan merupakan negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia dengan datang langsung ke Ibu Kota RI waktu itu yaitu Yogyakarta. Untuk membalas budi Mesir dan Liga Arab, Presiden Sukarno membalas pembelaan negara-negara Arab di forum internasional dengan mengunjungi Mesir dan Arab Saudi pada 1956 dan Irak pada April 1960.
Pada 1956 itu, ketika Majelis Umum PBB memutuskan menarik mundur pasukan Inggris, Prancis dan Israel dari wilayah Mesir, Indonesia mendukung keputusan itu dan untuk pertama kalinya mengirim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB ke Mesir yang dinamakan dengan Kontingen Garuda I atau KONGA I.
KONGA II dikirim ke Kongo pada 1960 di bawah misi UNOC dengan jumlah pasukan 1.074 orang, bertugas di Kongo September 1960 hingga Mei 1961.
KONGA III dikirim ke Kongo pada 1962 di bawah misi UNOC dengan jumlah pasukan 3.457 orang, terdiri atas Batalyon 531/Raiders, satuan-satuan Kodam II/Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur bantuan tempur, bertugas hingga akhir 1963. Menpangad Letjen TNI Ahmad Yani pernah berkunjung ke Markas Pasukan PBB di Kongo (ketika itu bernama Zaire) pada tanggal 19 Mei 1963. Setelah menyelesaikan tugas perdamaian yang berat, Pasukan Garuda menerima tanda penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia berupa Vespa (sumber lain mengatakan ada juga penghargaan berbentuk uang dan beberapa peti jarum jahit). Di pasaran diketahui adanya vespa Kongo tahun 1963 untuk kontingen 2 dan 3. Kurang diketahui apakah kontingen 1 juga mendapatkannya, karena informasi semacam ini tidak mudah didapat. Yang menarik dan tidak diketahui banyak orang, pemberian vespa tersebut tidak terlepas dari tradisi dalam dunia kemiliteran dalam hal kepangkatan. Vespa berwarna hijau 150cc ditujukan bagi tentara yang lebih tinggi tingkat kepangkatannya, disusul vespa berwarna kuning dan biru 125cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah.
Selain itu guna membedakan vespa tersebut dari vespa lain yang satu tipe, disematkan tanda nomor prajurit yang bersangkutan pada sisi sebelah kiri handlebar (stang) yang berbentuk oval terbuat dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargaan yang menyertainya. Maka berseliweranlah vespa-vespa tersebut di jalan-jalan sehingga vespa dengan pantat bulat tersebut dikenal sebagian masyarakat sebagai vespa Kongo, sementara sebagian lain justru menyamaratakan dengan nama vespa ndog (telur) karena bagian samping kanan kirinya bulat mirip telur.
Vespa Congo tidak diproduksi di Italia melainkan di Jerman. Dengan berbahan baku plat baja yang lebih keras daripada Vespa bulat umumnya, vespa ini memiliki tingkat kelengkapan yang lebih daripada vespa buatan Italia yang umum beredar di Indonesia (VBB1T maupun VBB2T).
Jacob Oswald Hoffmann adalah orang Jerman yang berjasa memasukkan vespa ke Jerman. Kerjasama vespa dengan Hoffmann putus awal tahun 1955 karena Hoffmann mendesain model sport sendiri. Kemudian vespa bekerjasama dengan Messerschmitt Co. yang kemudian mengeluarkan produksi vespa pertamanya pada tahun 1955 itu juga. Mereka mengeluarkan dua model yaitu Vespa GS yang di Indonesia sering disebut sebagai GS versi Jerman dan 150 Touren. Mereka juga menyediakan purna jual dan service serta spare part bagi Vespa produksi Hoffmann. Kerjasama ini berlanjut hingga akhir tahun 1957. Vespa GmbH Augsburg kemudian berdiri pada tahun 1958 sebagai sebuah perusahaan patungan antara Piaggio dan Martial Fane Organisation, kongsi ini kemudian juga menyediakan beberapa bagian bagi Vespa Messerschmitt. Saat kerjasama dengan Augsburg inilah Vespa Congo diorder untuk Indonesia.
Kedua model yang dibuat saat berkongsi dengan Messerchmitt (150 Touren dan GS) kemudian dikembangkan dengan beberapa modifikasi. Selain itu Vespa GmbH Augsburg juga melahirkan Vespa 125 cc yang pertama kali diperkenalkan dalam tahun 1958. Produksi berlanjut hingga tahun 1963, yang merupakan saat puncak perubahan skuter dan diproduksinya yang sudah tidak terlalu banyak. Selanjutnya, Jerman memilih hanya mengimpor Vespa langsung dari Itali.
Ciri khas Vespa Congo :
1. Spakboard bulat tidak ada sambungannya seperti vespa umumnya.
2. Ring (pelek/teromol) 10 inchi.
3. Punya tonjolan seperti tombol/saklar di sambungan koplingnya (posisi setang sebelah kiri).
4. Spidometer kotak & agak besar (berbeda dengan spidometer VNA/VNB).
5. Ada lambang garuda di body depan sebelah kiri (sekarang jarang yang ada).
6. Di atas spidometer ada lampu kecil seperti lampu cabe.
7. Nomor mesin diawali dengan kode VGLB.
8. Pada BPKB tercantum tulisan ex Brigade Garuda III.


Vespa Indonesia, Vespa masuk ke Indonesia pada tahun 1960 melalui ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) PT Danmotors Vespa Indonesia/DVI di Pulo Gadung Jakarta yang sekarang sudah tidak aktif lagi (sekarang dipegang oleh PT Sentra Kreasi Niaga/SKN sebagai dealer utama saja. Note: Bukan importir atau distributor eksklusif).
Vespa saat itu mempunyai prestise yang sangat tinggi, terbukti dengan harga vespa saat itu setara dengan harga sebuah rumah tipe standar. Seiring dengan penetrasi Honda ke pasar dunia yang turut menggoyahkan berbagai merk motor, Indonesia ternyata tidak luput dari fenomena tersebut. Vespa menjadi salah satu merk sepeda motor yang ‘tergusur’ oleh motor Jepang, meski pada awalnya harga vespa Sprint saat itu bahkan sedikit lebih mahal daripada motor Honda CB 200 Twin Cakram yang saat itu merupakan motor Honda paling mahal.
Ada banyak kajian mengapa vespa kesulitan menggenjot kuantitasnya di Indonesia baik sejak awal hingga hari ini.
Sebenarnya segmentasi pasar Vespa tidak terlalu diperuntukkan bagi kalangan menengah ke atas (bisa dilihat pada daftar harga di atas) karena ada beberapa tipe motor merk lain yang jauh lebih mahal sehingga masalah harga bukan merupakan alasan. Mungkin lebih karena bentuk vespa yang khas rupanya hanya disukai orang-orang tertentu saja.
Prestise vespa juga turun karena ada perusahaan farmasi yang memakai vespa sebagai kendaraan operasionalnya yang mengakibatkan konsumen enggan memakai vespa karena tidak mau dikira penjual obat.
Vespa bersama sebagian besar motor klasik lainnya sedunia tergeser oleh motor Jepang yang lebih irit, praktis, dan murah sementara vespa tidak menawarkan perubahan teknologi dan model yang cukup berarti.
Kondisi sebagian besar vespa di Indonesia saat ini banyak yang tidak terawat. Jika kita melihat ada sepeda motor dituntun di jalan karena mogok, hampir selalu dipastikan itu adalah vespa. Otomatis persepsi kualitas vespa dipandang masyarakat semakin rendah, tidak peduli seberapa mahal harganya. Survei MarkPlus Professional Services bersama SWA di 5 kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa persepsi kualitas Vespa berada di bawah Honda dan Yamaha.
Salah satu usaha perbaikan image oleh merk ini, mungkin, adalah dengan mengeluarkan vespa mewah beroda tiga berdesain lux berharga setara dengan sebuah mobil.


1. Dimulai dengan memperhatikan tingkat simetris vespa dan kelengkungan tiap lekukannya.
Setelah vespa dipreteli, pasang dop dan spakbor ga usah dilepas. Dimulai dengan mengetok bagian body yang kurang simetris menjadi simetris dan ketok pula kelengkungan lekuk di bodi, asalkan tidak keluar dari garis lengkung yang diinginkan. Perhatikan spakbor dan dop ketika dipasang, sesuaikan lubang dan penahan dop tutup mesin jangan sampai melengkung ketika dipasang, diteruskan dengan menyesuaikan posisi baut pengikat bagasi agar ketika bagasi dipasang simetris dengan tutup mesin. Sempurnakan dengan mengetok lekukan kecil terutama bagian yang cembung dengan cara diketok palu. Agar rapi gunakan kayu datar sebagai alas permukaan yang diketok, bila perlu gunakan pula kayu datar dibelakang permukaan yang diketok.
2. Tahap berikutnya menentukan apakah cat dan dempul akan dibuang seluruhnya atau hanya sebagian.
Bila sebagian, perhatikan bagian yang cembung dan daerah sekitar karat. Congkel bagian yang cembung atau terkelupas dan sudah berkarat sampai terlihat bagian terluar dari karat. Ketok pelan di bagian yang dicurigai ada karat dibawahnya dengan menggunakan objeck yang kecil. Bila suara yang keluar tidak seperti dari benda padat, congkel bagian tersebut sampai ditemukan karat.
3. Jika terdapat lubang atau sobekan, maka harus di las. Las pada tahap ini.
Tips : Jangan pernah vespa di las ketika tidak simetris karena hasil las akan mengunci ketidak simetrisan bahan.
4. Dilanjutkan dengan tahap pengamplasan.
Gunakan amplas dengan nomor kecil seperti 80 atau sikat baja bila perlu untuk mempercepat pengerjaan. Gunakan amplas lebih halus semisal no 240 ( kurang lebih )untuk penghalusan sampai besi yang terbuka bersih dari karat.
Tips : Pengamplasan di tahap ini tidak boleh menggunakan air. Bagian besi yang terbuka harus bersih dari air ataupun minyak. Jangan membiarkan besi terbuka terlalu lama sampai tahap pengecatan dasar. Bila lewat dari 6 jam di tahap ini ulangi pengamplasan dengan amplas halus/240 sampai besi terlihat mengkilap dan bersih.
5. Tahap pengecatan dasar menggunakan epoxy atau meni.
Setelah permukaan dilap bersih semprot dengan cat epoxy/ meni secara merata. Tips : Campuran thinner dan epoxy jangan terlalu encer. Aduk dahulu epoxy atau meni yang ada di kaleng cat sampai bagian yang mengendap tercampur merata. Pengecatan dasar yang baik terlihat dari warna yang flat/ dop dan ketika diraba permukaannya kasar. Setelah cat dasar kering amplas lagi dengan amplas no 360 ( kurang lebih ) sampai permukaan halus ketika diraba dan bintik pori hilang/ sangat kecil. jemur/panaskan bagian yang akan dicat agar cat lebih menempel. Bila bagian cat dasar ada yang habis diamplas, cat lagi dengan epoxy pada permukaan itu saja, dan haluskan ketika kering. Penting bahwa semua permukaan besi yang terbuka harus tertutup epoxy.
6. Tahap berikutnya adalah pendempulan.
Dempul bagian yang penyok dengan bidang lebih besar dari bidang yang penyok. Pendempulan yang baik sama dengan pengecatan yaitu dilakukan berlapis.
Tips : Untuk penyok yang berdekatan lebih baik didempul pada satu bidang yang besar. Pencampuran hardner pada dempul harus memperhatikan cuaca sekitar. Perbanyak hardner ( warna oranye ) bila cuaca terlalu dingin. Ketika membuka kaleng dempul baru, aduk resin dempul sampai rata jangan terlihat seperti ada minyak diatasnya. Bila dempul yang diinginkan lebih keras , campurkan resin fiberglass secukupnya sesuai yang diinginkan.
Gunakan object datar dan tidak keras ( seperti sendal jeit bekas ) sebagai pegangan amplas ( amplas ditaruh diatasnya ) agar pengamplasan dempul di bagian datar atau dengan kelengkungan lebar tidak bergelombang. Pengamplasan dilakukan ketika dempul cukup kering dan belum terlalu keras agar lebih mudah dan cepat pengerjaannya. Gunakan isolasi untuk membentuk nat atau lekukan. Bila belum terbiasa mendempul aduk adonan dempul sedikit saja agar tidak kering sebelum dipakai.
7. Pengamplasan dempul awal
Agar cepat, gunakan amplas kasar misal no 80 bila perlu pembentukan dempul menggunakan sikat baja kecil yang tajam agar lebih cepat. Bila bentuk sudah mendekati yang diinginkan gunakan amplas kasar kembali. Pengamplasan harus menggunakan air , bersihkan amplas secara berkala di air dan juga permukaan yang diamplas. Bila sudah terbentuk gunakan amplas no 240 sampai permukaanya halus dan tidak ada baret bekas sikat baja atau amplas kasar. Ulangi pendempulan bila masih terdapat kekurangan.
8. Tahap pengecatan dasar akhir.
Cat kembali seluruh permukaan dengan menggunakan epoxy secara merata. Gunakan teknik yang sama seperti pengecatan dasar sebelumnya. Jangan lupa amplas sampai halus ketika cat sudah kering. Tips : Lakukan pengamplasan setiap tahap pengecatan.
9. Ketika seluruh permukaan yang tertutup epoxy sudah halus dan bersih
( gunakan lap bersih untuk membersihkan, hindari bekas minyak atau sabun/deterjen pada lap) persiapan pengecatan warna bisa dimulai. Campur cat dengan thinner jangan terlalu encer. Mulai dilakukan pengecatan pertama.
Tips : jarak antara airgun dengan permukaan akan tergantung dari kekuatan angin yang disemprotkan. Tidak perlu menggunakan tekanan angin yang terlalu besar sebab hanya mengakibatkan pemborosan. Campuran cat dan thinner jangan terlalu encer agar cepat menutup. Campuran thinner dan cat berikutnya semakin encer agar lebih rapi.
10. Amplas permukaan setelah kering.
Gunakan amplas sedang ( kurang lebih 240 ) sampai permukaan terlihat halus dan bintik pori hilang/ cukup kecil. Selalu gunakan air ketika mengamplas. Ulangi pengecatan1 atau 2 kali lagi atau sampai warna merata dan dirasakan cukup.
Tips : Untuk warna2 terang, setelah epoxy terakhir cat permukaan dengan warna perak agar warna yang dihasilkan lebih cerah. Tidak perlu menggunakan thinner yang baik sampai tahap pengecatan warna paling akhir. Untuk warna cerah semakin bagus kualitas thinner semakin cerah warna yang dihasilkan. Untuk warna merah dan kuning bila ingin hasil yang optimal, setelah pengecatan dengan warna perak, dilanjutkan dengan cat warna putih sampai cukup merata ( tidak usah sampai benar2 rata ) baru pengecatan warna tersebut dapat dilakukan.
11. Setelah pengecatan warna tahap akhir dan kering,
Amplas kembali permukaan sampai halus dan bintik pori hilang/ cukup kecil. Pada tahap ini dan selanjutnya gunakan amplas yang lebih halus semisal no 360. Bersihkan permukaan bila perlu menggunakan air dan shampo motor atau sabun yang mampu menghilangkan lemak ( seperti sabun cuci piring ). Pastikan bekas sabun benar2 hilang dan semua permukaan bersih sebelum tahap pengecatan clear/ vernish.
12. Campur clear/gloss dan thinner
jangan encer untuk pengecatan gloss awal. Cat seluruh permukaan.
Tips : Cat seluruh permukaan dengan merata dan sedikit lebih tebal. Jemur /panaskan bagian yang akan dicat sampai hangat/panas. Pindahkan bagian yang akan dicat ke tempat teduh yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Pengecatan dilakukan ketika permukaan mulai dingin/ sedikit hangat. Pengecatan harus searah dan tertib mulai tahap ini. Artinya pengecatan jangan lompat2. Ketika mulai dari depan, teruskan pengecatan sampai belakang kemudian stop. Jangan menggunakan tekanan angin yang besar mulai tahap ini karena hasil yang didapat bisa agak buram.Pengecatan tahap ini lebih baik dilakukan di tempat yang anginnya kecil. Biarkan vespa di tempat teduh sampai riak vernish berkurang dan cukup kering. Pindahkan ke tempat panas bila sudah cukup kering dan aman dipindahkan.
13. Setelah kering amplas permukaan sampai halus.
Lakukan langkah ini beberapa kali sampai dirasa cukup. Untuk pengecatan clear/gloss tahap terakhir, campuran di buat jangan terlalu encer dan tidak sekental yang pertama. Cat secara merata dan sedikit agak tebal. Pastikan pengecatan di tahap ini tidak ada kesalahan/ sangat minimal. Setelah selesai tahap ini bagian yang dicat harus dikeringkan sampai benar2 kering agar hasil yang dicapai maksimal. Sebagai acuan bila matahari cukup terik, jemur motor minimal 3 sampai 4 hari. Usahakan jangan terkena sejenis minyak atau bahan yang bersifat asam ( termasuk pula sabun/shampo).
14. Ketika sudah benar2 kering tahap finishing bisa dilakukan.
Amplas seluruh permukaan sampai halus dan warna menjadi buram dengan menggunakan amplas no 1500 dan air. Bersihkan bagian yang dicat dengan lap kering dan jangan ditekan.
15. Gunakan compound putih untuk tahap berikutnya.
Lakukan penggosokan cat dengan compound sampai cat terlihat mengkilat.
Tips : Gunakan kain lembut khusus buat compound. Ketika menggosok permukaan, gosok permukaan secara sejajar bolak balik dan tekan dengan cukup kuat. Tambahkan compound ketika penggosokan dilakukan untuk hasil yang maksimal dan mempercepat kerja.
16. Cuci vespa
Dengan shampo motor/ sabun anti lemak sampai bersih kemudian keringkan. Bila masih ada bagian yang buram, ulangi penggosokan dengan compound di bagian tersebut. Ulangi pencucian bila sudah beres.
17. Tahap terakhir finishing.
Bersihkan permukaan dengan lap bersih dan kering. Oleskan san poly dengan merata di seluruh permukaan. Gunakan lap bersih ketika mengoleskan dan jangan ditekan. Biarkan poles cukup kering kemudian lap dengan lap kering dan bersih sampai mengkilap ( lap baru bukan bekas mengoleskan san poly).
18. Cuci kembali vespa dengan shampo motor dan keringkan dengan lap.
Setelah ini baru kita bisa menggunakan poles yang diinginkan.
Tips : Gunakan poles dengan bahan silikon jangan compound. Tidak perlu lagi dilakukan pencucian setelah pemolesan di tahap ini. Bila perlu gunakan poles dengan base teflon agar hasil lebih maksimal.
Sumber :
http://nur-wachid.blogspot.com


Vespa Indonsia, Accu untuk jaman sekarang menjadi benda vital untuk kendaraan bermotor, termasuk vespa. Accu perlu perawatan sebab setiap kali mesin dihidupkan, maka accu akan tersisi arus listrik.

Ketika arus listrik masuk ke accu, maka elemen dalam accu akan bereaksi. Reaksi dari accu inilah yang mengakibatkan (1) suhu air accu memanas lalu menguap, (2) kepala accu khususnya yang positif (+) akan ada penggumpalan dan biasanya menyebabkan karat.

Karena itu kontrol dan isi terus air accu, paling tidak sebulan sekali. Demikian juga kepala accu harus sering dibersihkan dengan kuas yang telah dibasahi pakai air panas.

Jika dirawat rutin accu awet dan terus bisa dipergunakan. Dan jangan dilupakan, jika scooter kita lamaa……. tidak dipakai lebih baik accu-ny dilepaskan aja. tuang / keluarkan air accu lalu simpan dalam kondisi kering dan terbalik. Maksudnya supaya lubang accu ada dibawah. Ketika hendak dipakai, lakukan pengisian air zuur dan air accu, seperti accu baru.

Perawatan tersebut diatas hanya untuk accu cair, sementara untuk accu kering tidak berlaku. Bagaimana untuk perawatan accu kering ?

Accu kering tidak perlu perawatan pemeriksaan air accu, tetapi karena dia tidakberair maka bebas perawatan. Hanya saja perlu diingat, accu kering punya musuh, yakni kepala accu tersiram air (pala + uatamanya). Jika pala + tersiram air biasanya listrik yang dihasilkan tidak maksimal. Musuh kedua accu adalah terjadinya hubungan pendek antara subu + dengan sumbu -. karena itu biasanya jika kita memakai accu kering, semua kepala accu ditutup lapisan plastik.


Merawat Busi
Vespa identik dengan Busi. Hal ini disebabkan Vespa adalah kendaraan roda dua yang paling sering ganti busi. Tapi apakah Vespa kita bisa dibikin tidak gonta ganti Busi ? Jawabannya bisa.
Busi yang berumur panjang (tdk gonta-ganti) tidak sulit. syaratnya adalah perawatan yang telaten dari pemakai kendaraan. Dalam bahasa montir bengkel “TIDAK ADA BUSI MATI”. Apakah benar kata-kata itu ? Dibawah ini pengalaman penelitian kecil telah membuktikan, bahwa busi motor vespa tdk perlu gonta ganti, alias berumur panjang.

Busi terdiri atas dua titik dari arus positif (+) dan arus negatif (-). Kedua titik tersebut jika dihubungkan dengan pengaturan dari platina / CDI akan menghasilkan / memercikan api. Api inilah yang akan membakar Bensin yang telah dikabutkan oleh karburator. diantara kedua titik tersebut (ditengah) akan dilapisi oleh isolator.

Busi suka dikatakan MATI dan harus diganti jika lapisan isolator tersebut ditutupi oleh kerak/jelaga hasil pembakaran di ruang Blok mesin. Kenapa ada kerak ? jawabannya adalah pada kualitas bahan bakar dan oli pelumasan yang terdapat di Vespa. ingat Vespa itu kendaraan 2 tak, jadi bensin yang dibakarnya mengandung banyak oli.

Bahan Bakar (bensin) dengan kualitas (oktan) rendah akan menyisakan banyak jelaga pada komponen-komponen pembakaran. Jika memungkinkan sebaiknya kendaraan bermotor memakai bensin oktan tinggi semisal Pertamax keluaran Pertamina atau Shell super. Demikian juga dengan oli samping, akan banyak meningggalkan kerak / jelaga jika oli samping dengan kualitas (bahan aditif) yang rendah. Dan mengingat di pasaran banyak beredar banyak merk oli samping, kepada para pemilik kendaraan scooter memiliki pemahaman bagaimana memilih oli yang baik. Jangan lupa banyak juga oli samping palsu yang beredar.


Untuk mengatasi bertumbuknya jelaga / kerak di busi (isolator) tadi bisa dilakukan dengan membersihkannya secara rutin. Bukalah busi dari cilinder cop. Bersihkan memakai kuas dengan kerosin / solar / bensin. atau bisa juga bersihkan dengan memakai sikat besi.

Kuas dan sikat tersebut hanya mampu membersihkan isolator yang kelihatan, bagaimana utk bagian dalam yang tidak kelihatan ?. Pergunakanlah 3 – 5 helai kawat baja dari tali kopling yang sudah tidak dipakai. Isi lubang isolator dengan bensin, korek terus bagian isolator busi yang telah ada keraknya, setelah dilihat kotor, tuang, lalu isi kembali dan korek beberapa kali. Jangan lupa lubang bagian isolator tsb harus dalam kondisi terendam oleh kerosin/bensin/solar, supaya kerak hasil korekan kawat bisa dikeluarkan.

Setelah bersih betul pasang kembali busi di dudukannya dlm cilinder cop. Ingat ketika busi dibersihkan HARUS dalam kondisi setelah dingin. Jangan sekali-kali mencuci busi ketika dalam kondisi panas (baru dicopot dari cilinder cop yg panas), karena itulah penyebab umur busi pendek.

Ingat cara manual diatas harus dengan kesabaran.

Cara manual ini Ada juga yang lebih cepat dalam membersihkan jelaga / kerak di lubang isolator busi. Cara cepat ini tentu saja mengandung resiko yang cukup besar, yakni dengan memakai air accu (air zuur) dan juga air raksa. Caranya dilakukan beberapa langkah seperti berikut :

1. Tuangkan beberapa tetes air accu zuur kedalam lubang isolator busi, biarkan beberapa detik, kemudian tuang
2. Setelah diras cukup membuang kerak, lakukan pencucian dengan mempergunakan sikat (Kuas) dan air sabun rinso.

Model dengan cara ini hanya beberapa detik langsung membersihkan kerak. Tapi sekali lagi jangan terlalu lama, sebab kalau lama, lapisan besi/logam yang tidak memiliki lapisan isolator akan tergerus oleh air zuur. jika lapisan tergerus maka busi akan menajdi terlalu tipis.

Resiko akibat memakai air zuur / air raksa juga ada, yakni jika uapnya terhirup hidung kita akan berbahaya. Hm ….. resiko cukup berat. Logam berat akan memasuki rongga pernafasan kita. Cara mengatasi supaya tidak terhirup adalah dengan memakai penutup hidung.

Sekedar anda tahu, jika ada orang yang menjual busi dengan tanpa baju, masih bersih, tapi harga miring, harap hati-hati, biasanya hasil praktek model begini. Hasilnya memang menakjubkan. Setelah kerak dibuang, lalu digosok dengan sikat dan rinso, maka dijamin kotoran dan lemak oli akan terbuang, Busi-pun jadi kinclong seperti keluar dari pabrik.

Selain dengan manual diatas ada cara lain utk membersihkan kerak yakni dengan memakai carburator cleaner. Tetapi jika dengan carb cleaner biasanya ada pengaruh terhadap busi, sebab ketika cairan carb cleaner di semprotkan, suhu busi menjadi terlalu dingin.

Jika busi dibersihkan secara rutin (3, 4, atau 5 hari sekali) , dan jangan menunggu hingga vespa mogok, dijamin busi tdk akan pernah mati.

Hal-hal yang menyebabkan busi mati

1. Listrik yang dihasilkan spul terlalu kecil
2. Coil terlalu lemah
3. Platina / CDI lemah
4. Rendahnya kualitas Bensin
5. Rendahnya kualitas Oli samping


Jadi biar kita bersihkan terus jika ada gangguan 1 dari kelima hal diatas, biasanya mempercepat rusaknya busi. Karena itu tetap kontrol kondisi kelimanya, atau kalau bingung periksa secara rutin oleh bengkel/montir.

JANGAN PERNAH MEMBUANG BUSI

Jika kita terpaksa mengganti busi busi jangan pernah dibuang, sebab busi yang bekas pakai dan disimpan lamaaaaaa…. kemudian dipakai lagi, biasanya pengapiannya cukup bagus.

Setelah tidak dipakai cucilah busi dengan minyak tanah dan simpanlah. besok lusa atau bahkan tahun depan sedang butuh, insya allah bisa dimanfaatkan

MERAWAT BUSI SUPAYA AWET

Jalan paling mudah memelihara busi adalah dengan memelihara atau memperbaiki kualitas bahan bakar (bensin) yang masuk ke ruang bakar (blok mesin). langkah kedua adalah memelihara kualitas karburator, sebab semakin baik karburator, semakin bagus pula kualitas pembakaran.

langkah yang lain adalah langkah cukup nyeleneh, alias tidak ada Standar Operasional Pabrik (SOP) nya dari pabrik adalah dengan merebus busi. Langkah terakhir inilah yang cukup jitu. ya paling tidak oleh para sekuteris cekak rupiah, kayak anak pelajar.

Langkah tanpa SOP pabrik ini adalah sbb :

1. kumpulkan beberapa busi bekas, atau bisa juga busi baru beli. 2. siapkan rebusan air di panci sebanyak setengah panci diatas kompor. 3. setelah mulai panas (bergolak), masukan busi kedalam panci, biarkan beberapa saat sampai air menjelang habis. Ingat jangan menambahkan air dingin, sebab suhu busi akan berubah.

Jadi cara merebusnya mirip seperti orang mau merebus ketupat. Jangan sampai air habis, dan jangan dulu angkat busi jika air mendidihnya di panci masih banyak. kalau distandarkan waktu adalah dengan merebus selama 10 menit, 15 menit, 20 menit dst.

Semakin lama merebus, maka akan semakin lama busi dipanaskan, maka kualitas busi yang dihasilkan akan semakin baik.

Akan lebih bagus jika busi baru dibeli juga diperlakukan sama. Pengalaman family-ku di Tegal. busi baru yang dipakai vespa dengan melalui proses rebus, 5 tahun ga pernah ganti busi.

Sekali lagi ingat pepatah JANGAN PERNAH MEMBUANG BUSI












Vespa Indonesia.Apabila karburator anda muncul
suara ngook, akibat jarang servis
karbu. Hal ini akibat debu dan air
mulai mengendap sehingga
menggangu suplai bensin dari
tangki ke karbu hingga masuk
ke ruang bakar. Trik
mengatasinya pertama lihat
apakah bensin di tangkimotor
skuter / motor vespa masih ada
dan cukup kirim ke karbu,
kemudian pastikan juga keran
bensin berfungsi baik dan di
vespa side / ditutup tangki
terdapat saringan kotoran.
Pengecekan berikut mengarah
ke bak karbu. Lihat apakah
bensin yang tertampung di bak
amat minim lantaran tertahan
jarum pelampung yang
kemungkinan modif vespa
disetel terlalu irit. Jika tidak,
jangan lupa cuci endapan
kotoran di filter yang ada di
tutup bak karbuvariasi vespa.
Lalu sikat kotoran yang melekat
di spuyer hasil kiriman dari
tangki dan bak karbu. Caranya
gampang tinggal lepas 2 spuyer
langsam dan utama yang
terpasang di luar bodi
karburator. Lalu semprot dengan
cairan pembersih.


4. Persiapan Administrasi

Seperti mau bikin KTP aja ngurus administrasi? Maksud saya mengurus semua yg berkaitan dengan berkas-berkas, seperti surat-surat kendaraan, SIM, Peta, Contact Person Emergency, Surat Jalan (jika diperlukan), jangan lupa ya bawa duit :D .

5. Persiapan Peralatan

Sudah lazim jika vespa mau touring membawa perlengkapan yang sedikit spesial, ya semua itu demi kelancaran kita di jalan kan…. So gak apa-apa agak banyak yang dibawa.

Peralatan pribadi

Matras + Tenda

Helm, Jaket, Sepatu, Kacamata, Slayer

Pakaian ganti secukupnya

Alat makan, alat solat, alat mandi (alat masak kalo perlu :D )

Kotak P3K

Alat komunikasi (HP, kentongan)


Peralatan Kendaraan

Ban serep (wajib)

Bohlam lampu cadangan

Tali gas & kopling, busi cadangan

Tolkit (pokoknya kunci pas, tang, kunci busi dlll)

Jerigen bensin, tali tambang/webing

Portable Pump (pompa buaya kecil yang biasanya diinjek tuh…)

Bawa tuh baut-baut atau mur cadangan yang rawan terlepas

Semua peralatan tersebut tidak harus dibawa semua jika merepotkan. Sebaiknya kalo touring sih memakai box belakang, agar bisa membawa peralatan yg cukup. Jika tidak punya box, bawa saja yg emergency, kita kan lebih kenal vespa kita, so… kita yang lebh tau dia butuh apa kan.

6. Jangan Lupa Pamitan dan Berdoa

Setelah semua siap berarti kita sudah siap berangkat. Sebelum berangkat jangan lupa pamit ama anak, istri, pacara atau orang tua. InsyaAllah kita selamat sampai tujuan.


Vespa Indonesia, sedikit tips untuk brother hood penggemar
touring vespa. Untuk kali ini saya ingin memberikan sedikit tips tentang touring single rider atau sendirian. Sebenarnya lebih baik jika touring bersama-sama, atau minimal 2 motor. Tapi kadang-kadang ada sebagian orang (termasuk saya) yang suka “berkelana” sendiri. Ini ada sedikit tips persiapan untuk Touring Vespa Single Rider, semoga bermanfaat :

1. Rencanakan Perjalanan Anda

Pertama kita harus merencanakan seperti tujuan, rute, rute alternatif, tempat singgah, jalur penting ( rawan macet, bencana, kejahatan atau razia :D ) . Lengkapilah semua data-data tersebut demi kelancaran perjalanan anda kelak. Jika kita ada kesulitan mendapatkan info tentang jalur / rute luar kota, coba cari contact person club-club vespa yang terdekat dengan jalur atau tujuan kita.


2. Persiapan Kendaraan

Paling sedikit 2 minggu sebelum touring sebaiknya kita servis dulu si semok biar prima di perjalanan. Biasanya ganti oli, cek karbu, cek rem, lampu dll, lebih baik menggunakan settingan standar. Sebaiknya konsultasi dengan mekanik anda, apakah ada onderdil yang sudah tidak layak pakai? Jika ada sebaiknya anda ganti terlebih dahulu, daripada terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan di perjalanan. Setelah selesai servis, coba tes untuk jarak tertentu misalnya keliling kota anda sambil momong anak. Kalo ada keluhan segera konsultasikan dan perbaiki.

3. Persiapan Fisik

Siapa bilang persiapan fisik tidak penting? Menurut saya sangat penting sekali, karena posisi kita sekarang adalah touring sendiri (hanya semok yang menemani). Olahraga kecil dapat meningkatkan kebugaran tubuh. Cobalah jogging 2 hari sekali atau ke tempat pusat kebugaran.
(bersambung)



Bagi pecinta Vespa Mania pasti tau kalau
punya vespa tua atau antik,
terkadang kaca spedometernya
sudah agak retak-retak karena
terkena panasnya cahaya
matahari dan siraman air hujan.
nah dari pada kita membeli yang baru
dan menjaga ke-orisinil-an nya
maka dapat kita atasi dengan
bantuan OLI, caranya : ambilah
setetes oli untuk campuran
bensin atau oli apa saja,
kemudian oleslah ke kaca /
plastik spedometer tersebut
sampai merata.

Diamkan
beberapa lama, maka akan
hilanglah goresan retak-retak
pada spedometer kita, kemudian
bersihkanlah dengan lap kain.
CATATAN: kalau kita mencuci
spedometer tersebut jangan
sampai kena sabun, karena bila
kena kita harus olesin lagi
olinya.
Selamat mencoba! dan semoga
bermanfaat bagi kita semua.
satu vespa sejuta saudara.