Andy Leano, warga Jogja yang melakukan touring ke Italia
menggunakan vespa sudah sampai di India.
Tour yang dilakukan Andy menggunakan vespa dari Jogja
menuju Italia mengurai banyak kisah. Mulai dari kendala
kerusakan kendaraan, penghadangan tentara perbatasan
dan lainnya.
Namun Andi mengaku kendala dalam perjalanan tersebut
dianggap sebagai sebuah tantangan. Bagi seorang
petualang yang suka tantangan, kejadian serba tidak pasti
ini harus dihadapi sebagai sesuatu yang wajar. “Bahkan
saya melihat tantangan tesebut sebagai sebuah bunga
yang sewaktu memancarkan daya tariknya saat mekar,
meskipun ada pula waktunya untuk layu, dan itu harus
dihadapi,” kata Andy kepada Harian Jogja,
Andy Leano menggunakan sepeda motor Vespa Piaggio
berangkat menuju ke Milan, Italia, dari Komplek Balaikota,
Jogja, pada Jumat (1/6). Perjalanan Jogja – Milan, Italia
yang berjarak sekitar 27.000 kilometer tersebut rencananya
akan ditempuh dalam waktu enam bulan hingga satu
tahun. Tujuan perjalanan tersebut untuk memperkenalkan
budaya khas Indonesia, Terutama Jogja kepada warga di
negara-negara yang dilewatinya.
Sejumlah rintangan yang dihadapi Andy seperti kendaraan
mogok. Namanya mesin, tidak mengenal waktu kapan dia
harus meminta perhatian dan istirahat. Pengalaman itu
terjadi di Cangrai saat perjalanan menuju Chiang Mai, dari
Laos ke Bangkok. Pernah suatu malam Andy memutuskan
untuk tidur di rumah seorang warga yang terletak di tengah
hutan. Keputusan itu diambil setelah usaha memasuki jalur
Myanmar gagal.
Pada jalur lainnya saat memasuki Myanmar, rupanya Andy
juga harus berhadapan dengan tentara perbatasan yang
tidak mudah begitu saja percaya. Apalagi kondisi Myanmar
tengah mengalami konflik, banyak hal yang harus
diyakinkan kepada mereka tentang misi saya melakukan
tour ini.
“Sementara soal kendala teknis kendaraan, bisa diatasi
sendiri. Namun ada juga kendala yang memaksa saya
meminta bantuan pada bengkel terdekat,” katanya.
Misalnya saat tiang tangki bahan bakar cadangan patah,
saya memang harus meminta pertolongan ke bengkel yang
ditemui di jalan. Jika tidak tangki minyak cadangan bisa
terlepas. Sementara dalam perjalanan panjang tersebut
Andy membutuhkan tangki cadangan itu. Peristiwa
terlepasnya tangki cadangan tersebut terjadi saat Andy
sampai di Chiang Mai.
“Saat saya tiba di Laos, engkol slah mengalami dol.
Otomatis saya mengalami kesulitan untuk menyalakan
mesin kendaraan. Kembali saya harus melakukan
pengelasan seperti di Bangkok,” terangnya.
Selain itu, Andy juga harus berlomba dengan waktu karena
izin visa perjalanan sangat terbatas. “Selain menggunakan
perhitungan jarak dan pilihan rute perjalanan, saya juga
harus sebisa mungkin peka mempertimbangkan segala
kemungkinan risiko yang ada,” terangnya.